Sabtu, 04 Juni 2011

Raul Gonzalez Blanco

Raul Gonzalez: sosok sang legenda



Raul: Petualangan baru bersama Schalke. (GettyImages)
Tak sedikit yang kaget dengan keputusan Raul meninggalkan Real Madrid, melupakan La Liga, dan memilih Bundesliga bersama Schalke awal musim 2010/11 ini.
Sudah hampir dua dekade Raul Gonzalez Blanco identik dengan Real Madrid. Raul adalah Real Madrid, dari sepak bola jalanan di La Moraleja sampai megahnya Santiago Bernabeu. Ia mencetak gol pada debutnya tahun 1994, ia juga mencetak gol di stadion yang sama saat terakhir kalinya berkostum Los Blancos.
Raul berusia 33 tahun musim panas lalu, usia yang belum kelewat tua untuk ukuran striker papan atas Eropa. Tapi ia memilih lembah Ruhr, markas Schalke, kawasan industri Jerman. Tim barunya tak pernah juara Bundesliga sejak 1958 dan saat itu dilatih Felix Magath, pelatih dengan disiplin tinggi ala Sir Alex Ferguson, namun dengan kemampuan taktik yang masih kalah dari Fergie.
Saat Andrea Ranocchia mencetak gol bunuh diri di Giuseppe Meazza dan membuat skor menjadi 4-2 untuk Schalke, komentator televisi Jerman berteriak: "Inter telah mati!" Schalke kemudian mencetak gol lagi menjadikan kemenangan telak 5-2 dan menggaransi satu kaki mereka di semifinal lawan Chelsea atau Manchester United.
Media-media Italia menganggap Inter telah melakukan 'bunuh diri' pada leg pertama. Tapi skor itu menjadi titik balik perjalanan Schalke yang inkonsisten sepanjang musim ini. Mereka tertinggal hanya dalam waktu 26 detik dari gol voli spektakuler Dejan Stankovic. Schalke bahkan belum aman saat Raul mencetak gol ketiga dan menjadikan skor 3-2.
Raul menggambarkan musim pertamanya di Schalke sebagai "tahun penasaran". Beradaptasi dengan sepak bola Jerman, gaya kepelatihan militer ala Magath, hingga terpuruknya Schalke di papan bawah Bundesliga, sementara rival mereka, Borussia Dortmund, hampir pasti menjuarai liga tahun ini.
"Real Madrid adalah segalanya bagi saya. Mereka adalah keluarga saya, kota saya. Tapi saya ingin merasakan pengalaman ini. Saat kaki anda di Schalke, kepala anda tak bisa berada di Madrid," kata Raul.

Selebrasi Raul usai mencetak gol ketiga Schalke di kandang Inter. (AP)
Merasakan kompetisi di sekitar zona degradasi menjadi pengalaman baru bagi Raul, meski faktanya Schalke mencapai final Piala Jerman dan perempat final Liga Champions, menyingkirkan Valencia dan menjadi satu-satunya wakil Jerman di delapan besar Eropa.
Akhir pekan lalu Schalke mengalahkan Wolfsburg yang kini dilatih Felix Magath di Veltins Arena. Kemenangan yang membawa Schalke ke papan tengah, sekaligus mengirim Wolfsburg rawan terdegradasi. Sebuah nasib ironis yang dialami Magath.
Magath tak disukai pelatih karena gaya kepelatihannya yang ala militer. Maklum, Magath adalah putra dari seorang tentara Jerman di Perang Dunia II. Permainan fisik Schalke tak cocok untuk gaya bermain Raul, Jurado, Huntelaar, hingga Jefferson Farfan. Magath kemudian digantikan oleh Ralf Rangnick. Pelatih yang membawa Schalke ke posisi runner up di bawah Bayern tahun 2005 lalu.
Tiga pertandingan bersama Rangnick, Schalke bangkit. Rangnick sempat membawa Hoffenheim dari divisi tiga ke juara musim dingin Bundesliga. Rangnick tak pernah sukses saat berkarir sebagai pemain sepak bola. Pelatih yang memakai kaca mata dan dikenal masih menggunakan papan tulis sampai sekarang, yang membuatnya dijuluki "The Professor" layaknya Arsene Wenger.
San Siro -fans Inter menyebutnya Giuseppe Meazza- selalu menjadi inspirasi untuk Schalke. Mereka pernah mengalahkan Inter yang dilatih Roy Hodgson di final Piala UEFA 1997. Saat itu salah satu pahlawan Schalke adalah kiper Jens Lehmann, yang akhir pekan lalu berdiri lagi di bawah mistar Arsenal meski telah berusia 41 tahun.
Sembilan tahun lalu Klaus Toppmoller membawa Bayer Leverkusen mengalahkan Manchester United di semifinal Liga Champions. Pekan ini adalah kesempatan Rangnick mencatat sejarah untuk Schalke.
Bagi Raul, lolosnya Schalke juga membuka peluang impiannya bertemu Real Madrid, impiannya bermain lagi di Santiago Bernabeu, stadion yang telah menjadikan Raul sebagai pangeran Real Madrid.

Raul Gonzalez Blanco Simbol Madrid dan Kesantunan Pesepakbola

memutuskan keluar dari istananya tapi tidak untuk meninggalkan tahtanya. Walau Raul sudah memutuskan dan secara resmi dilepas Real Madrid untuk bergabung dengan klub lain musim ini tapi siapapun saya yakin sepakat bahwa Raul adalah seorang legenda, tidak hanya bagi Real Madrid dan Spanyol tapi bahkan juga bagi dunia sepak bola. Selain karena prestasinya di lapangan dengan gol-golnya, Raul pun menjadi sosok yang patut dijadikan contoh dari semangat fair play sepakbola. Ia adalah pesepakbola yang hingga kiprahnya 16 tahun di sepakbola profesional tidak pernah mendapatkan kartu merah. Bisa anda bayangkan kan, bagaimana Ia menjaga kesantunannya diatas lapangan hijau tersebut?
Raul Gonzalez (33 tahun) yang kemungkinan besar akan bergabung dengan salah satu tim Jerman musim 2010/2011 ini dengan skenario akhir pasca itu dia akan pensiun dan kembali ke Real Madrti yang telah dibelanya selama 16 tahun, Ia diyakni akan kembali dengan posisi lain yakni dijajaran manajemen atau bahkan bisa jadi merintis menjadi pelatih dsb!
Berikut adalah prestasi Raul bersama Real Madrid yang disarikan dari berbagai sumber oleh Detik.com :
Pribadi
  • Top skorer Liga Spanyol tahun 1998-99 dan 2000-01
  • Top skorer Liga Champions tahun 1999-00 dan 2000-01
  • Medali emas Kerajaan Spanyol dalam bidang Olahraga tahun 1996
  • Atlet Terbaik Spanyol tahun 2007
  • Penyerang Terbaik UEFA tahun 1999-00, 2000-01, 2002-03
  • Medali Perak Pemain Terbaik Eropa tahun 2001
  • Medali Perunggu Pemain Terbaik Dunia versi FIFA tahun 2001
  • Sepatu Perunggu Eropa tahun 1998-99 dan 2000-01
  • Goalgetter Dunia IFFHS 1999
  • Man of the Match Piala Interkontinental 1998
  • Medali Emas Federasi Sepakbola Spanyol 2010
Madrid
  • Liga Champions: 3 kali (1997-98, 1999-00, 2001-02)
  • Liga Spanyol: 6 kali (1994-95, 1996-97, 2000-01, 2002-03, 2006-07, 2007-08)
  • Piala Interkontinental: 2 kali (1998, 2002)
  • Piala Super Eropa: 1 kali (2002)
  • Piala Super Spanyol: 4 kali (1997, 2001, 2003, 2008)
Catatan gol
  • La Liga: 228 gol dalam 550 pertandingan (43.998 menit)
  • Liga Champions: 66 gol dalam 132 pertandingan
  • Copa del Rey: 18 gol dalam 37 pertandingan
  • Interkontinental: 1 gol dalam 3 pertandingan
  • Piala Super Eropa: 1 gol dalam 3 pertandingan
  • Piala Super Spanyol: 7 gol dalam 12 pertandingan
  • Piala Dunia Antarklub: 2 gol dalam 4 pertandingan
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar